Kamis, 22 Mei 2008

Sistem Biometrik SPBU


Sumber : LAUREN TARA LaCAPRA - Associated Press

Sepuluh unit SPBU milik Shell di Windy City melakukan uji coba sistem biometrik yang menjadikan konsumen cukup membawa kendaraannya ke SPBU lalu memindai sidik jari pada perangkat, kemudian mengisi bahan bakar. Sistem inipun dipasang di supermarket Shell yang secara langsung dikoneksikan ke rekening giro atau kartu kredit nasabah sebagai pembayaran.

“Saat berbicara dengan konsumen, mereka selalu mencari cara membeli bahan bakar secara lebih cepat dan mudah dan selalu menginginkan cara pembayaran transaksi secara cepat dan aman, kata Chriss Suess, manajer inovasi pengisian bahan bakar global Shell. “Mereka tidak ingin membawa lebih banyak kartu, peralatan, dan hal lainnya, dan mereka ingin semuanya itu bebas.”

Konsumen pada proses awal akan melakukan pemindaian sidik jari di outlet didalam SPBU dan kemudian dapat menghubungkan informasi pembayaran di outlet tersebut ataupun bisa secara online.

Perangkat biometrik dibuat oleh perusahaan yang berbasis di San Francisco yang bernama Pay By Touch yang merupakan bagian dari trifecta teknologi milik Shell yang diterapkan secara bergiliran di SPBUnya.

Shell bermitra dengan Fuelcast Media International LLC dalam menawarkan berita, cuaca dan olahraga lokal di layar digital SPBU. Fuelcast membayar Shell untuk kemampuannya menayangkan iklan sepanjang siaran dari stasiun NBC lokal. Layar monitor dipasang di 300 SPBU Shell di seluruh Amerika Serikat. Selain itu, para pengunjung SPBU bisa menguji perangkat hand-held nirkabel (semacam PDA multifungsi) yang memungkinkan mereka membayar semua layanan di SPBU secara elektronik dari balik jendela mobilnya.

Perangkat pembayaran teknologi tinggi ini merupakan prakarsa Shell untuk membangun loyalitas pelanggan yang akan menempatkannya di posisi depan dari pesaingnya di bidang teknologi serta menambah keuntungan melalui kesepakatan bisnis dengan Fuelcast. Shell mengatakan ini merupakan brand pertama dalam peluncuran sistem biometrik dimana pelanggan akan merasakan layanan futuristik dengan pemindai sidik jari.

Brandon Wright, juru bicara Asosiasi Pemasar Minyak Amerika mengatakan bahwa ia belum mendengar ada SPBU yang menerapkan sistem biometrik namun ia tidaklah terkejut kalau sekiranya saat ini ada SPBU yang menampilkan konsep SPBU Masa Depan sejalan dengan cepatnya permintaan konsumen dan metode pembayaran yang serba mudah.

Shell yang merupakan bagian dari Royal Dutch Shell PLC belumlah mempromosikan sistem ini, jadi ujicoba masih minimal, kata Suess.

Supermarket Sunflower, sebuah took grosir di Chicago juga menerapkan sistem pembayaran secara Pay By Touch. Sekitar 2 persen pelanggannya menggunakan metode ini, kata Debbie Britton, manajer took tersebut.

“Saya kira hal tersebut membuat takut orang,” kata Britton. “Mereka lebih bingung dengan keseluruhan sistem. Beberapa dari mereka berkata, ‘Yah..sekarang FBI bisa menemukan saya.”

Namun sistem biometrik sedikit menakutkan dalam suasana belanja retail dimana konsumen lebih menginginkan metode pembayaran lebih cepat dan aman. SuperValu, salah satu toko grosir terbesar di AS memiliki sistem Pay By Touch di sejumlah tokonya termasuk yang berlabel Albertsons, Cub foods, Jewel-Osco, bigg’s and Farm Fresh. The International Biometric Group memperkirakan pendapatan industri ini akan naik hingga US$ 7.41 miliar pada tahun 2012 dari US$ 3.01 untuk tahun ini. “Akan terjadi lompatan dan peningkatan,” kata John Siedlarz, direktur utama proyek the National Biometric Security. Ia menambahkan bahwa perusahaan retail akan lebih lambat dalam mengadopsi sistem biometrik dibandingkan perusahaan jasa keamanan dan lembaga pemerintah dikarenakan biayanya. “Jika Anda harus mendapatkan 10 juta outlet penjualan dan sistem keamanan ini biayanya sebesar US$ 50/orang maka biaya menjadi hal yang harus dihindari, ia menambahkan.”

Konsumen yang ingin menggunakan sistem ini harus mengetahui informasi apa saja yang harus dibagi kepada pihak afiliasi atau pihak ketiga, kata Beth Givens, direktur Privacy Rights Clearinghouse.

Shell mengatakan sistem ini tidak akan menyebarkan informasi pribadi para pelanggan Pay By Touch kepada pihak ketiga, dan Shell masih menawarkan form tradisional sebagai alat pembayaran bagi mereka yang tidak nyaman menggunakan sistem pembayaran biometrik.

Pejabat Shell mengatakan bahwa sistem ini bisa mengurangi upaya pencurian meskipun bisa saja terjadi duplikasi atau pencurian sidik jari. Alternatif pembayaran secara tunai, kartu kredit, dan chip identifikasi frekuensi radio bisa dicuri dan digunakan oleh orang lain. Penggunaan dalam skala industri tergantung pada pemilik SPBU apakah bersedia membayar pompa baru yang menggunakan sistem biometrik yang harganya ribuan hingga 10 ribu dolar, kata Wright.

Shell sendiri tidak yakin apakah prakarsa teknologi tinggi ini akan menambah biaya atau bagaimana perangkat tersebut diterima oleh publik, meskipun program uji coba tidaklah menghabiskan biaya besar, kata Suess.

“Kita menginginkan peningkatan loyalitas konsumen karena Shell merupakan satu-satunya pemasar bahan bakar yang menawarkan sistem ini,” Suess berkata.