Jumat, 25 Desember 2009

2010: Petronas dan AKR Dampingi Pertamina Salurkan BBM Subsidi









BPH Migas menetapkan PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKR) dan PT Petronas Niaga Indonesia sebagai pendamping PT Pertamina (Persero) mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsiditahun 2010.

Baik Petronas maupun AKR telah memenuhi persyaratan baik administrasi, teknis, maupun finansial yang ditetapkan. Selain itu, melalui verifikasi lapangan yang kami lakukan, khususnya kelengkapan infrastruktur, kedua perusahaan juga telah memenuhi syarat.

Kuota BBM bersubsidi kedua perusahaan ditetapkan 129.602 kiloliter yang terdiri dari AKR sebanyak 109.162 kiloliter solar di 34 titik yang bukan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Medan, Deli Serdang, Binjai, Metro, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Utara, Bandar Lampung, Pontianak, dan Banjarmasin. Sedang jatah Petronas adalah 20.440 kiloliter di empat SPBU di Medan.

Volume 129.602 kiloliter merupakan 0,36 persen dari kuota BBM bersubsidi 2010 yang ditetapkan 36.504.779 kiloliter dengan rincian premium 21.454.104 kiloliter, solar 11.250.675 kiloliter, dan minyak tanah 3.800.000 kiloliter.

Sesuai APBN 2010, biaya distribusi dan marjin (alpha) yang disubsidi negara ditetapkan sebesar Rp556 per liter.

Sebelumnya, selain Petronas dan AKR, pada 19 Oktober lalu, BPH Migas telah menetapkan PT Shell Indonesia sebagai calon pendamping Pertamina. Namun, Shell yang mengajukan kuota 5.110 kiloliter premium untuk satu SPBU di Medan, tidak memberikan konfirmasi kesediaan, sehingga dinyatakan gugur oleh BPH Migas.

BPH Migas memberikan waktu kepada ketiga pendamping yang masih bersifat sementara tersebut hingga pertengahan Desember 2009 untuk melengkapi infrastrukturnya.

Minggu, 22 November 2009

"POWER RANGER" Itu Akhirnya Rata Dengan Tanah











Setelah berbulan-bulan menjadi sarang penimbunan BBM illegal, akhirnya “Power Ranger” (begitu nama yang tertera di lokasi penampungan “BBM kencingan” yang dikirim dari Depo Pertamina Kertapati Palembang untuk SPBU) akhirnya RATA DENGAN TANAH. Sumber kami mengatakan bahwa tempat tersebut berhasil ditutup oleh pihak aparat gabungan dari pusat (Jakarta).

Sehebat apa Power Ranger tersebut? sampai-sampai butuh waktu lama baru bisa dibasmi keberadaannya. Penelusuran kami 2 bulan sebelum operasi bumi hangus ini menunjukkan, bahwa tempat ini adalah lokasi transit hampir SEBAGIAN BESAR mobil tangki pengangkut BBM dari Depo Pertamina Kertapati ke SPBU.

Kegiatannya dilakukan secara TERANG-TERANGAN dipinggir jalan raya Palembang – Indralaya (Ogan Ilir). Kami pernah beberapa kali melakukan pengamatan disini. Dalam kurun waktu 30 menit kami menyaksikan setidaknya 6 mobil tangki yang “kencing” disana. Artinya setiap 5 menit ada mobil tangki yang singgah untuk kencing disana.

Mereka melakukannya tanpa rasa takut, karena ternyata lokasi tersebut melibatkan pengamanan dari preman sekitar lokasi, dan bahkan didukung oleh oknum aparat kepolisian daerah setempat. Bahkan menurut informasi salah satu SPBU yang pernah memergoki lokasi ini, ada indikasi kuat keterlibatan orang dalam Depot Kertapati khususnya yang mengatur segel tangki.

Dalam pengamatan kami juga pernah menyaksikan mobil patroli polisi Ogan Ilir yang “mampir” kesana. Polisi tersebut bukan menangkapi, tapi justru meminta jatah minyak (Terlihat dari oknum polisi yang mengeluarkan jerigen minta minyak).

Umumnya untuk setiap mobil tangki yang singgah akan “kencing” sekitar 100 Liter BBM (Kami menyaksikan setiap mobil biasanya menurunkan BBM sekitar 5-6 kaleng cat ukuran 20 Liter). Jadi, bisa dibayangkan berapa kerugian yang dialami SPBU.

Laporan SPBU ke Pertamina
Sejumlah pengusaha SPBU yang gerah karena merasakan kehilangan BBM dari pencurian ini sempat mengadukan hal ini kepada PT. Pertamina UPMS II.

Menurut informasi, beberapa pengusaha SPBU ini kemudian diundang ke Pertamina untuk diajak berdiskusi mengatasi masalah ini. Sejumlah rekomendasi solusi penyelesaian hingga unek-unek pengusaha disampaikan dalam forum ini. Sangat disayangkan pertemuan ini berakhir dengan solusi penyelesaian yang tidak kongkret seperti yang diharapkan para pengusaha ketika itu. Power Ranger sempat tutup sebentar, namun beberapa hari kemudian kembali beroperasi.

Pada akhirnya informasi adanya kegiatan pencurian BBM ini akhirnya singgah ke “pusat”. Melalui sebuah operasi khusus, akhirnya tempat tersebut mampu “dibumi hanguskan” oleh aparat hukum. Tadi siang ketika melintas dilokasi tersebut, kami menyaksikan ternyata benar jika Power Ranger itu telah rata dengan tanah.

Aprisiasi patut diberikan kepada aparat hukum yang telah secara berani membrantas kegiatan semacam ini. Besar harapan agar tidak ada Power Ranger – Power Ranger lain bermunculan, atau sekedar pindah tempat. Semoga tidak.

Kamis, 19 November 2009

Bank Mandiri Luncurkan Internet BBM di Palembang

















Setelah pengusaha SPBU di Palembang dan sekitarnya lebih akrab dengan pembelian BBM melalui internet banking BCA (www.klikbca.com), Bank Mandiri juga meluncurkan layanan yang sama untuk bahan bakar minyak (BBM) Mandiri. Melalui layanan ini, pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dapat melakukan pemesanan BBM atau produk Pertamina lainnya tanpa batas waktu.

Peluncuran internet banking BBM Mandiri digelar dalam acara business gatheringpengusaha SPBU di Hotel Horison, Palembang, Kamis (19-11). Acara ini juga dihadiri oleh pejabat tinggi Pertamina baik pusat maupun daerah (General Manager Upms II).

Layanan baru internet banking BBM Mandiri merupakan upaya Bank Mandiri mendukung kelancaran distribusi BBM dan memberikan kemudahan kepada para pengusaha SPBU.Dengan adanya internet banking BBM Mandiri, pengusaha SPBU dapat melakukan transaksi kapan saja termasuk hari libur, Sabtu atau Minggu. Juga tidak terbatas waktu pagi atau siang hari.

Di Sumatera bagian selatan termasuk Lampung ada 45 cabang Bank Mandiri yang dapat melakukan transaksi Sistem Online Pembayaran Pertamina (SOPP).

Teknologi 'Web Based'
Untuk pemesanan BBM melalui layanan internet banking BBM Mandiri tidak hanya dilakukan di kantor dengan laptop atau personal komputer tertentu. Tetapi juga bisa dilakukan di rumah atau di mana pun dari laptop atau PC karena menggunakan teknologi web based.

Business gathering sekaligus peluncuran internet banking BBM Mandiri dihadiri 300 pengusaha SPBU yang Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Lampung, dan Bengkulu.
Kerja sama antara dua Badan Usama Milik Negara (BUMN) besar di Indonesia, Pertamina, dan Bank Mandiri ini dalam rangka mendukung program pemerintah dalam hal kelancaran distribusi BBM.

Di Sumbagsel, Bank Mandiri memiliki 73 cabang yang tersebar di seluruh wilayah dan 45 di antaranya dapat melakukan transaksi SOPP. Bank Mandiri merupakan bank terbesar di Indonesia dengan kinerja per September 2009, yaitu total aset mencapai Rp366,5 triliun, penghimpunan dana masyarakat Rp169,1 triliun, dan penyaluran kredit Rp188 triliun dengan laba Rp4,62 triliun.

Selasa, 22 September 2009

Total Oil Investasi USD9 Juta untuk Bangun 5 SPBU

















Total Oil Indonesie akan mengembangkan lima SPBU dengan sistem Company Own Dealer Operate (CODO) yang akan menjual BBM beroktan tinggi dengan nilai investasi sebesar USD9 juta. Dari kelima SPBU tersebut, dua SPBU akan dibangun di luar area Jabodetabek.

Ini disampaikan Presiden Direktur Total Oil Indonesie, Elisabeth Prost saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII, di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (10/9/2009).

Tahap Pertama, Total Oil Indonesie telah mendirikan tiga SPBU yakni di daerah Daan Mogot, MT Haryono, dan BSD dan dilanjutkan dengan pembangunan dua SPBU di Warung Buncit dan Modern Land yang akan beroperasi pada akhir 2009.

Penyewaan tangki penyimpanan yang disewa melalui Dover Terminal, Merak, Jakarta, dengan kapasitas empat tangki dengan total kapasitas 13 ribu Kiloliter dan enam truk dengan kapasitas 16 kiloliter (KL).

Rencananya, pada tahap dua, Total akan membangun 200 SPBU dengan nilai investasi diperkirakan sebesar USD200 juta, bergantung kepada pemberian izin pendistribusian BBM bersubsidi dan hasil dari pengembangan tahap pertama.

(Gambar Detik)

Sabtu, 08 Agustus 2009

SPBU SHELL MULAI EKSPANSI KE JAWA TIMUR

















PT Shell Indonesia, secara resmi membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pertamanya di Jawa Timur. Lokasi SPBU yang dipilih distributor bahan bakar minyak (BBM) asal Belanda itu berlokasi di Jalan Letjen. S. Parman (Raya Waru) No.1, Sidoarjo. Pembukaan SPBU ini menambah perbendaharaan SPBU Shell di Indonesia. Sebelumnya, Shell telah mengoperasikan 35 unit SPBU di kawasan Jabodetabek.

Seperti halnya SPBU di Jabodetabek, Shell menawarkan bahan bakar minyak jenis Shell Super oktan 92, Shell Super Extra oktan 95 serta Shell Diesel. SPBU Shell di Sidoarjo buka 24 jam selama 7 hari seminggu dengan pompa bensin modern berkecepatan tinggi, tanda terima yang dicetak secara digital untuk memastikan pelanggan mendapatkan bukti pembelian jumlah bahan bakar minyak yang tepat, dan mini market.

Menurut Darwin Silalahi, Presiden Direktur Shell Indonesia, pembukaan SPBU di luar wilayah Jabodetabek ini menandakan ekspansi Shell di jalur perniagaan BBM dalam negeri. "Pembukaan SPBU pertama di wilayah ini akan menjadi titik awal rangkaian rencana dibukanya gerai-gerai SPBU Shell lainnya di Jawa Timur. Indonesia merupakan salah satu pasar penting bagi Shell di wilayah Asia Pasifik," kata Darwin dalam rilis resminya.

Kamis, 22 Januari 2009

Untuk Apa Punya Minyak?


Oleh: MT. ZEN

Dahulu, di zaman Orde Baru, saya masih ingat sekali bahwa setiap kali ada berita tentang turunnya harga minyak di pasaran dunia, Pemerintah Indonesia sudah berkeluh kesah. Pada waktu itu cadangan terbukti Indonesia tercatat 12 miliar barrel.

Kini, pada masa Reformasi ini, lebih khusus lagi selama kekuasaan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, pemerintah juga berteriak, berkeluh kesah, dan panik apabila harga minyak meningkat di pasaran dunia.

Harga minyak turun berteriak, harga minyak naik lebih berteriak lagi dan panik. Jadi, apa gunanya kita punya minyak, sedangkan Indonesia sejak awal sudah menjadi anggota OPEC? Alangkah tidak masuk akalnya keadaan ini? Sangat kontroversial. Minyak itu tak lain adalah kutukan.

Cadangan tak tersentuh
Hingga kini Indonesia secara resmi disebut masih mempunyai cadangan minyak sebesar 9 miliar barrel. Memang betul, jika dibandingkan dengan cadangan minyak negara-negara Timur Tengah, 9 miliar barrel itu tidak ada artinya. Namun, jelas-jelas Indonesia masih punya minyak. Selain cadangan lama, cadangan blok Cepu belum juga dapat dimanfaatkan. Belum lagi cadangan minyak yang luar biasa besar di lepas pantai barat Aceh.

Perlu diketahui bahwa pada pertengahan tahun 1970-an Indonesia memproduksi 1,5 juta barrel per hari. Yang sangat mencolok dalam industri minyak Indonesia adalah tik ada kemajuan dalam pengembangan teknologi perminyakan Indonesia sama sekali.

Norwegia pada awal-awal tahun 1980-an mempunyai cadangan minyak yang hampir sama dengan Indonesia. Perbedaannya adalah mereka tidak punya sejarah pengembangan industri minyak seperti Indonesia yang sudah mengembangkan industri perminyakan sejak zaman Hindia Belanda, jadi jauh sebelum Perang Dunia ke-2. Lagi pula semua ladang minyak Norwegia terdapat di lepas pantai di Laut Atlantik Utara. Lingkungannya sangat ganas; angin kencang, arus sangat deras, dan suhu sangat rendah; ombak selalu tinggi.

Teknologi lepas pantai, khusus mengenai perminyakan, mereka ambil alih dari Amerika Serikat hanya dalam waktu 10 tahun. Sesudah 10 tahun tidak ada lagi ahli-ahli Amerika yang bekerja di Norwegia.

Saya berkesempatan bekerja di anjungan lepas pantai Norwegia dan mengunjungi semua anjungan lepas pantai Norwegia itu. Tak seorang ahli Amerika pun yang saya jumpai di sana sekalipun modalnya adalah modal Amerika, terkecuali satu; seorang Indonesia keturunan Tionghoa dari Semarang yang merupakan orang pertama yang menyambut saya begitu terjun dari helikopter dan berpegang pada jala pengaman di landasan. Dia berkata sambil tiarap berpegangan tali jala, ”Saya dari Semarang, Pak.” Dia seorang insinyur di Mobil yang sengaja diterbangkan dari kantor besarnya di daratan Amerika untuk menyambut saya di dek anjungan lepas pantai bernama Stadfyord A di Atlantik Utara.

Di sanalah, dan di anjungan- anjungan lain, saya diceritakan bahwa mereka tidak membutuhkan teknologi dari Amerika lagi. Mereka sudah dapat mandiri dan dalam beberapa hal sudah dapat mengembangkan teknologi baru, terutama dalam pemasangan pipa-pipa gas dan pipa-pipa minyak di dasar lautan. Teknologi kelautan dan teknologi bawah air mereka kuasai betul dan sejak dulu orang-orang Norwegia terkenal sebagai bangsa yang sangat ulet dan pemberani. Mereka keturunan orang Viking.

Ada satu hal yang sangat menarik. Menteri perminyakan Norwegia secara pribadi pernah mengatakan kepada saya bahwa Norwegia dengan menerapkan teknologi enhanced recovery dari Amerika berhasil memperbesar cadangan minyak Norwegia dengan tiga kali lipat tanpa menyentuh kawasan-kawasan baru. Ini sesuatu yang sangat menakjubkan.

Norwegia pernah menawarkan teknologi tersebut kepada Indonesia, tetapi mereka minta konsesi minyak tersendiri dengan persyaratan umum yang sama dengan perusahaan lain. Ini terjadi pada akhir tahun 1980-an. Namun, kita masih terlalu terlena dengan ”kemudahan-kemudahan” yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan Amerika. Pejabat Pertamina tidak mau mendengarkannya. Gro Halem Brundtland, mantan perdana menteri, menceritakan hal yang sama kepada saya.

Contoh lain, lihat Petronas. Lomba Formula 1 di Sirkuit Sepang disponsori oleh Petronas. Petronas itu belajar perminyakan dari Pertamina, tetapi kini jauh lebih kaya dibanding Pertamina. Gedung kembarnya menjulang di Kuala Lumpur. Ironisnya, banyak sekali pemuda/insinyur Indonesia yang bekerja di Petronas.Kenapa banyak sekali warga Indonesia dapat bekerja dengan baik dan berprestasi di luar negeri, tetapi begitu masuk kembali ke sistem Indonesia tidak dapat berbuat banyak?Jika kita boleh ”mengutip” Hamlet, dia bekata, ”There is something rotten, not in the Kingdom of Denmark, but here, in the Republic of Indonesia.”

Lengah-terlena
Salah satu kelemahan Indonesia dan kesalahan bangsa kita adalah mempunyai sifat complacency (perkataan ini tidak ada dalam Bahasa Indonesia, cari saja di kamus Indonesia mana pun), sikap semacam lengah-terlena, lupa meningkatkan terus kewaspadaan dan pencapaian sehingga mudah disusul dan dilampaui orang lain.

Lihat perbulutangkisan (contoh Taufik Hidayat). Lihat persepakbolaan Indonesia dan PSSI sekarang. Ketuanya saja meringkuk di bui tetap ngotot tak mau diganti sekalipun sudah ditegur oleh FIFA.

Apa artinya itu semua? Kita, orang Indonesia tidak lagi tahu etika, tidak lagi punya harga diri, dan tidak lagi tahu malu. Titik.

Ketidakmampuan Pertamina mengembangkan teknologi perminyakan merupakan salah satu contoh yang sangat baik tentang bagaimana salah urus suatu industri. Minyak dan gas di Blok Cepu dan Natuna disedot perusahaan-perusahaan asing, sementara negara nyaris tak memperoleh apa pun. Dalam hal ini, Pertamina bukan satu-satunya. Perhatikan benar-benar semua perusahaan BUMN Indonesia yang lain. Komentar lain tidak ada.

MT Zen adalah Guru Besar Emeritus ITB (dimuat di Kompas 29 Mei 2008)